Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang
kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell,
lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert
Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya,
Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di
Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta
Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat
Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson
mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu
kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap
langsung oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah
ibu saya.”
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
Baden Powell |
Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
- Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
- Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
- Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di Afrika Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to
Scouting' pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi
tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini
kemudian terjual laris di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para
tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi pemuda.
Baden Powell bersama pramuka |
Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran
William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi
Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut
untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan.
Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden
Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22
anak lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908
terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi acuan
kepramukaan di seluruh dunia.
Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun
dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus
pada pengembangan pendidikan kepramukaan.
Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat
di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian
menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire,
Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan),
yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace
(Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
Baden Powell bersama istrinya, Olave Soames |
Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939
Baden-Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya.
Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan
di pemakaman St. Peter, Nyeri.
Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan,
termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell
aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan,
maupun bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya
antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides
or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes
Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To
Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round the
World (1935) dll.
Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka Sedunia
yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia maupun di
Indonesia. Tentang Sejarah Perkambangan Pramuka Dunia, Sejarah
Perkembangan Pramuka di Indonesia, dan Daftar Lengkap Buku Karya Baden
Powell akan ditulis dalam lain kesempatan.